Media massa
merupakan sebuah kebutuhan bagi kebanyakan orang untuk mendapatkan informasi
terbaru, selain media elektronik. Suatu media baik cetak maupun elektronik
menggunakan bahasa jurnalistik. Menurut Rosihan Anwar dalam pengertianbahasajurnalistik.romeltea@yahoo.com
bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa
pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik memiliki beberapa ciri khas
yaitu : singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa
jurnalistik didasarkan pada bahasa baku ,
tidak menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa, memerhatikan ejaan yang benar.
Kosakata bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat.
Bahasa jurnalistik memiliki
dua ciri utama yakni komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya langsung
menjamah materi atau langsung ke pokok persoalan (straight
to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, dan tanpa
basa-basi. Spesifik artinya mempunyai gaya
penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan
mudah dimengerti orang awam. Bahasa Jurnalistik diperlukan oleh insan pers
untuk kebutuhan komunikasi efektif dengan pembaca, pendengar atau penonton (ciribahasajurnalistik/blog.E.kangarul@gmail.com).
Penggunaan bahasa jurnalistik pada harian Radar Jogja tidak berbeda jauh dengan media massa lainnya. Akan tetapi, jika ada kata
yang jarang terdengar oleh sebagian masyarakat dan memastikan penggunaan ejaannya
dalam sebuah berita, Radar Jogja berpatokan
pada kamus “Satu Kata Jawa Pos” bukan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun,
apabila kata tersebut tidak terdapat dalam kamus “Satu Kata Jawa Pos” maka KBBI online sebagai patokan kedua. Hal
ini disebabkan karena Radar Jogja
merupakan grup atau di bawah naungan harian Jawa
Pos. Selain Radar Madura yang
termasuk grup dari Jawa Pos, Radar Bali,
Radar Banyuwangi, Radar Solo, Radar Jogja, Radar Jember, Radar Makasar, dan radar-radar lainnya
juga termasuk Jawa Pos Grup. Oleh
karena itu, dilakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Radar Madura untuk mengetahui dan meneliti bahasa jurnalistik yang
tidak sesuai dengan KBBI dan Ejaan yang Disempurnakan (EyD) serta mengenal dunia penyuntingan
dalam media massa.
Dalam media massa
sebelum berita tersebut diterbitkan, perlu adanya penyunting bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, penyunting
bahasa adalah penyunting yang menyempurnakan naskah dari segi bahasa (ejaan,
diksi, dan struktur). Penyunting adalah orang yang bertugas menyiapkan naskah
siap cetak atau orang yang bertugas merencanakan dan mengarahkan penerbitan
pada media massa .
Kata menyunting didefinisikan sebagai menyiapkan naskah siap cetak atau siap
diterbitkan dengan memerhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa.
Radar Jogja menyebut
penyunting dengan sebutan copywriter
masih dalam bahasa Inggris yang artinya ‘penulis cetak’. Teknik penyuntingan
pada harian pagi Radar Jogja
memiliki beberapa tahapan atau proses. Proses akhir suatu berita sebelum
dicetak dan diterbitkan, ditangani terlebih dahulu oleh penyunting.
Tujuan utama penyuntingan sesuai dengan kode etik penyuntingan oleh Mien
A. Rifai ialah mengolah naskah sehingga layak terbit sesuai dengan patokan
pembakuan yang digariskan dan dipersyaratkan (Hidayat, 2001:83).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa masalah yang
diungkap dalam laporan PKL ini. Adapun masalah yang akan dibahas sebagai
berikut.
1. Bagaimana memahami dan meneliti penggunaan
bahasa jurnalistik pada berita harian pagi Radar
Jogja?
2.
Apa saja tugas sebagai seorang penyunting?
3. Bagaimana teknik penyuntingan
berita pada harian pagi Radar Madura?
1.3 Tujuan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan agar mahasiswa dapat
mengetahui secara langsung dan jelas bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya
sehingga mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah
dengan praktik dalam dunia kerja. Tujuan PKL dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum tujuan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) meliputi sebagai berikut.
1.
Membentuk insan akademik yang professional.
2. Sebagai salah satu bentuk nyata
perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian terhadap masyarakat.
3. Memberikan pengalaman belajar
sebagai pengaplikasian dari teori yang dipelajari di perkuliahan ke dalam dunia
kerja.
1.3.2 Tujuan Khusus
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka tujuan secara
khusus Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut.
1.
Mampu mengenal dan memahami bahasa jurnalistik.
2.
Mengetahui tugas seorang penyunting baik sesuai dengan
kaidah dan teori yang diperoleh di bangku kuliah serta pengalaman yang didapat
pada Praktik Kerja Lapangan (PKL).
3.
Dapat mengetahui teknik atau cara kerja penyunting
dalam media massa
sehingga mampu menyunting berita.
1.4 Metode
Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah kepustakaan
dengan mengacu beberapa buku sebagai referensinya. Selain itu, dilakukan
observasi atau pengamatan langsung terhadap berita untuk diperbaiki atau
disunting dari segi penulisan baik bahasa, ejaan, pemakaian kata, kalimat, dan
paragrafnya sebelum diterbitkan serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh di
perkuliahan.
6 komentar:
terimakasih infonya :)
pelajaran menarik
makasih infonya
menarik mas infonya
:)
infonya sangat menarik makasih salam kenal
sewa mobil 12 jam jogja
Posting Komentar